Keputusan pengadilan federal membawa kita selangkah lebih dekat ke pelarangan TikTok
Perjuangan TikTok untuk menghentikan larangannya di AS kembali menemui hambatan.
Pada hari Jumat, panel pengadilan banding federal dengan suara bulat menguatkan undang-undang era Biden yang memberi waktu sembilan bulan kepada ByteDance, perusahaan induk TikTok di Tiongkok, untuk mendapatkan pemilik baru atau dilarang di AS. kecuali pengadilan menghentikannya, peraturan ini akan mulai berlaku sehari sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat di Ruang Oval.
Larangan tersebut akan mengharuskan toko aplikasi seperti Apple dan Google serta perusahaan hosting internet untuk berhenti mendistribusikan atau memperbarui aplikasi TikTok atau menghadapi hukuman.
Perusahaan berpendapat bahwa undang-undang tersebut melanggar hak kebebasan berpendapat berdasarkan Amandemen Pertama. Persatuan Kebebasan Sipil Amerika mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa hal itu merupakan “preseden yang cacat dan berbahaya.”
“Larangan TikTok secara terang-terangan melanggar hak Amandemen Pertama jutaan orang Amerika yang menggunakan aplikasi ini untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia,” kata Patrick Toomey, wakil direktur Proyek Keamanan Nasional ACLU, kepada Reuters.
Cerita Teratas yang Dapat Dihancurkan
Namun argumen itu tidak berhasil di pengadilan.
Menjelang batas waktu pelarangan TikTok pada tahun 2025, inilah yang kami ketahui
“Amandemen Pertama dibuat untuk melindungi kebebasan berpendapat di Amerika Serikat,” demikian isi opini pengadilan, yang ditulis oleh Hakim Douglas Ginsburg, menurut Associated Press. “Di sini pemerintah bertindak semata-mata untuk melindungi kebebasan negara tersebut dari musuh asing dan membatasi kemampuan musuh tersebut untuk mengumpulkan data mengenai orang-orang di Amerika Serikat.”
TikTok diperkirakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Mahkamah Agung, namun kami belum tahu apakah pengadilan akan menerimanya. Jika keputusan tersebut benar-benar mempengaruhi sistem peradilan, TikTok yakin pengadilan akan memihak mereka.
“Mahkamah Agung memiliki catatan sejarah yang kuat dalam melindungi hak kebebasan berpendapat warga Amerika, dan kami berharap mereka akan melakukan hal yang sama dalam masalah konstitusional yang penting ini,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Berikut ini kemungkinan dampak pelarangan TikTok di pengadilan
Ini hanyalah konflik terbaru dalam perebutan TikTok di arena politik AS yang dimulai pada tahun 2019, dengan serangkaian rancangan undang-undang yang berupaya membatasi jangkauan TikTok. Para politisi berpendapat bahwa ketakutannya adalah bahwa TikTok menimbulkan ancaman keamanan nasional karena perusahaan induknya berbasis di Tiongkok dan tunduk pada undang-undang intelijen Tiongkok yang, secara teoritis dan hipotetis, dapat memaksa ByteDance untuk memberikan datanya kepada Tiongkok.
TikTok secara konsisten membantah klaim ini, namun hal itu tidak menghentikan segalanya mulai dari pelarangan nasional hingga pelarangan di seluruh negara bagian. Dan langkah terbaru ini tidak hanya berdampak pada TikTok itu sendiri: saham Meta, misalnya, naik 2,4 persen setelah pengadilan menguatkan undang-undang tersebut pada hari Jumat.